Berawal dari salah satu anggota Jolali yang terpapar COVID-19 sehingga harus menjalani isoman (isolasi mandiri), beberapa anggota Jolali (Jualan Online Umat Lintas Paroki) tergerak untuk peduli dengan membantu meringankan beban saudara yang sedang menjalani isoman. Dengan berbekal tekad dan niat tulus untuk membantu sesama anggota Jolali, beberapa anggota Jolali langsung bergerak mengajak anggota Jolali lainnya yang mau terlibat.
Dari peristiwa satu anggota yang isoman, kemudian ada beberapa anggota Jolali lain juga ikut terpapar sehingga menjalani isoman. Para relawan lantas membuka tawaran dan ajakan untuk menbantu, baik dengan menyediakan bahan mentah, makanan siap saji, uang, tenaga, dan pikiran. Semua bersatu padu mengelola bantuan yang masuk, ada yang jadi juru masak, penghubung, kurir, dan sebagainya.
Bantuan bahan mentah dimasak sendiri oleh para relawan, sesekali bantuan uang digunakan untuk membelikan makanan siap saji di salah satu anggota Jolali yang setiap hari berjualan. Harapannya, selain membantu teman yang isoman, sekaligus membantu nglarisi sesama anggota agar dapurnya tetap ngebul.
Distribusi dilakukan dengan memberdayakan anggota Jolali yang bekerja sebagai driver ojek daring serta meminta bantuan anggota lain yang bersedia terlibat.
Laporan kegiatan dan keuangan maupun bahan yang masuk dan keluar setiap hari disampaikan melalui grup WhatsApp anggota Jolali.
Tentu, anggota Jolali yang dibantu adalah yang memang belum mendapatkan bantuan dari pihak lain, seperti RT, RW, atau lingkungan/paroki tempat anggota tersebut tinggal.
Beberapa kali Jolali juga mendapat permintaan dari luar anggota yang minta dibantu. Namun, karena fokus Jolali baru sebatas untuk anggota, umat tersebut tetap coba dibantu dengan mengomunikasikannya ke paroki atau lingkungan tempatnya tinggal. Contohnya umat Paroki Pringgolayan yang dihubungkan dengan Satgas COVID Pringgolayan melalui salah satu anggota Jolali di Pringgolayan. Demikian juga dilakukan terhadap umat Paroki Kumetiran dan Paroki Pugeran yang dikomunikasikan dengan umat atau pengurus lingkungan setempat. Ada juga umat non-Katolik yang menghubungi Jolali agar bisa membantu umat tersebut untuk dihubungkan dengan pihak terkait tempatnya tinggal.
Sampai saat ini, Jolali sudah melayani sekitar 49 anggota Jolali yang jalani isoman yang perlu bantuan dan yang sudah sembuh sebanyak 28 orang. Tentu masih ada anggota Jolali lain yang menjalani isoman, tetapi setelah diverifikasi ternyata sudah mendapatkan bantuan/tertangani dari pihak lain. Namun, Jolali tetap men-support dengan doa dan sapaan. Harapannya, dengan gerakan yang mungkin sangat sederhana ini dan semua orang bisa melakukannya, semoga bisa menemani saudara-saudara yang sedang menjalani isoman sehingga merasa tidak sendirian. Jolali tetap hadir di tengah saudara-saudara, baik di kala suka maupun sedih.
Meski demikian, Jolali sadar, yang sudah mereka lakukan ini belum seberapa dibanding upaya pihak lain yang mungkin lebih komplet dan mengena. Jolali terbuka dan menerima masukan dan kritik dari siapa pun, agar upaya ini bertambah baik dan makin bermanfaat bagi umat yang membutuhkan.
Inilah sharing pengalaman Jolali dalam menjalani masa pandemi ini dengan berbuat sesuatu yang bisa mereka lakukan. Siapa tahu, gerakan ini bisa memberi inspirasi bagi yang lain dan syukur bisa saling berjejaring dan bersinergi.
Sumber: Jolali (Jualan Online Umat Lintas Paroki)
175 Views
0 comments